Menikmati hujan dimalam ala kadarnya
Sudah beberapa hari ini, kota pelajar ini diguyur hujan
walaupun tak begitu deras. Aku, yang masih duduk terdiam melamun ini masih
menikmati hembusan hawa tanah basah dan percikan air hujan di balkon depan
kamar kostku yang berbentuk U. Sudah lebih dari empat tahun aku merantau di
kota ini, pertama untuk mencari ilmu dan kedua untuk mencari uang. Asalku
berada jauh di gunung sana, aku sangat menikmati keadaan itu, sejuknya embun
pagi dan dinginnya udara dimalam hari membuatku selalu merindukan tempat itu,
tempat dimana aku dilahirkan dan dibesarkan.
Di kota ini, aku mulai menjalani hidupku apa adanya sejak
satu bulan yang lalu, sejak aku meninggalkan bangku kuliah untuk melanjutkan
hidupku di dunia baru, dunia kerja. Hampir setengah tahun yang lalu aku
menyelesaikan studiku di kota ini dan berlanjut mencari tambahan illmu di kota
lain. sangat menyenangkan bagiku untuk pergi merantau.
Tadinya, aku merasakan semua hal yang aku butuhkan untuk mendukung studiku terpenuhi. Mulai dari peralatan untuk belajar, media, sarana dan prasana, semua ada di duniaku yang dulu, dunia kuliah. Tapi, setelah itu. Aku mulai kehilangan semua aset-asetku satu persatu. Mulai dari netbook beserta asesorisnya, motor, kasur, lemari dan semuanya. Semuanya aku pindah tangankan ke semua saudaraku karena tadinya aku berfikir bahwa aku tak akan lagi menginjakkan kaki di kota ini. ternyata, setelah waktu berjalan dan hari terus berganti, aku tak sanggup untuk memikirkan hidupku yang semakin kacau dirumah.
Aku tak mau menghabiskan waktuku hanya untuk menganggur dan
enak-enakkan tidur diatas kasur empuk, selimut tebal, boneka sana sini dan
lemari tertata rapi dengan baju-baju yang menumpuk. Aku tak mau hanya hidup
mengandalkan fasilitas mesin cuci, tivi, komputer dan benda elektronik lainnya
hanya untuk aku nikmati sesaat. Aku tak bisa seperti itu. Bagaimana dengan masa
depanku, bagaimana dengan ilmu yang telah aku dapatkan jika tak aku tularkan.
Maka, berfikirlah aku untuk menjauh dari rumah itu dan
kembali menappakkan kakiku di kota ini. dengan gaya backpacker, aku bawa tas
ranselku yang berisikan beberapa baju dan sedikit perlengkapan pendukung. Ku
coba untuk singgah ke tempat teman-temanku dari pintu ke pintu. Mulailah aku merasa
bahwa aku harus mempunyai tempat tinggal sendiri ala kadarnya, yang penting aku
bisa singgah dan melakukan sesuatu yang aku suka sendiri tanpa gangguan orang
lain.
Dapatlah aku tempat ini, tempat ala kadarnya dan bagiku ini
sudah lebih dari lumayan dengan fasilitas meja belajar, kasur, lemari kecil dan
rak buku walaupun aku harus memyisihkan beberapa bajuku diluar karena lemarinya
terlalu kecil dan akupun juga harus di bawah tanpa dipan. Aku sudah mensyukuri
semuanya. Untuk masalah gadget, aku bersyukur masih ada yang berbaik hati
meminjami laptop untukku.
Aku belajar untuk hidup berkecukupan ditempat ini, karena
aku tahu, untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan tidaklah mudah. Maka
dari itu, segala kelelahan dan kepenatan dalam hidup ini, sebisa mungkin aku
tampik dan tak aku hiraukan. Aku mulai berjuang mendapatkan apa yang aku
impikan. Aku juga harus berusaha membanting tulang untuk mencukupi kebutuhanku
sendiri dikota ini, mengingat aku sudah terlalu banyak menghabiskan uang orang
tua untuk pendidikanku sedari kecil.
Sekarang ini, aku sudah mulai bekerja sebagai penulis, sebut
aja rewriter. Dalam sehari aku harus menulis ribuan kata untuk diberikan kepada
pelanggan diluar negeri sana dengan menggunakan bahasa inggris dengan tema-tema
yang kadang asing bagiku. Setiap hari aku harus berjibaku dengan laptop dan
internet. Menulis, menulis dan menulis. Tapi tak apa, walaupun aku memang belum
diberi kesempatan untuk mengajar, aku masih bisa mengaplikasikan ilmuku lewat
tulisan.
Hampir setiap hari aku tak lepas dari tulisan, dari pagi
hari dan bahkan hampir sampai dini hari aku harus menulis. Gaji yang aku terima
tak cukup banyak, tapi tak cukup sedikit pula karena menurutku yang penting
sudah diatas UMR walaupun hanya selisih sedikit dan bisa mencukupi kebutuhanku
dan juga bisa aku tabung sebagian.
Hujan deras dan kilat yang menyambar mulai mengacaukan
lamunanku kali ini, tubuhku mulai basah kehujanan. Aku putuskan untuk segera
mengganti bajuku dan masuk kamar untuk beristirahat setelah hampir seharian aku
berjibaku dengan 2600 kata dalam 13 artikel yang aku tulis hari ini. semoga
hari esok, aku masih bisa tetap bersemangat, bersemangat dalam bekerja,
berfikir, bejalan dan bernafas.
5 Desember 2012 19:21WIB
Disudut kamar kecilku
Comments
Post a Comment