Telaah Masalah Lingkungan Beserta Analisis Pemecahanya “Sampah dan Penaggulangannya di Umbulharjo, Yogyakarta”

A. PENDAHULUAN

Lingkungan yang bersih menjadi harapan semua orang. Kebersihan akan bernilai mahal ketika kesadaran diri untuk menjaga dari para pemilik lingkungan itu telah pudar. Dan fenomena itu yang banyak kita temui di lingkungan kita. Masih sedikit sekali masyarakat yang sadar untuk menjaga lingkungannya, sehingga lingkungan menjadi kotor oleh sampah. Barang-barang yang berhamburan bukan pada tempatnya, pinggir jalan dan sungai-sungai menjadi tempat empuk untuk menidurkan mereka. Problematika sampah sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) bukan menjadi solusi yang tepat karena banyak dari TPA sudah kenyang menerima kehadiran sampah-sampah baru.


Sampah lebih banyak diberi makna menjadi suatu barang yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi, level akhir dari fungsi suatu barang. Dan dianggap tidak nyaman untuk dipandang, bahkan ada yang merasa jijik menghadapinya. Padahal, fungsi mereka belum berhenti sampai di situ. Sampah-sampah tersebut masih memiliki banyak manfaat menurut jenisnya masing-masing. Yang kemudian, sampah di lingkungan Umbulharjo menjadi potret dari fonema di atas dan kami angkat sebagai topic dalam makalah ini. Apa saja jenis-jenis sampah? Apakah mereka masih memiliki manfaat? Dan bagaimana memanfaatkannya? Setelah halaman ini akan diuraikan beberapa penjelasan untuk menjawab itu semua.


B. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Sebagai makhluk hidup, kita pasti menghasilkan sampah setiap harinya. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Menurut Kamus Istilah Lingkungan , “Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan”. Seperti yang kita ketahui bahwa sampah mempunyai banyak jenis. Untuk lebih mengenal sampah, disini penulis akan menguraikan jenis-jenis sampah itu sendiri, yaitu; sampah berdasarkan sumbernya (sampah alam, manusia, konsumsi, nuklir, dll), sampah berdasarkan sifatnya (sampah organik dan anorganik), dan sampah berdasarkan bentuknya (sampah padat, dan sampah cair). 

Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan sampah, dimana jumlah atau volume sampah sebanding dengan barang atau material yang kita konsumsi sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi. Oleh karena itu pegelolaan sampah tidak bisa lepas dari ‘pengelolaan’ gaya hidup masyarakat. Masalah sampah sudah menjadi topik utama yang ada pada bangsa kita. Mulai dari lingkungan terkecil sampai lingkup yang besar. Banyak hal yang menyebabkan terjadinya penumpukan sampah ini. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, namun faktor individu yaitu kesadaran sangatlah berpengaruh besar terhadap jumlah sampah yang semakin meningkat saat ini. 

Salah satu contohnya adalah daerah sidikan, Umbulharjo, Yogyakarta yang merupakan contoh nyata dalam hal persoalan sampah. Dapat kita lihat dengan kasat mata bahwa fenomena sampah di daerah sidikan sangat banyak dan sampai sekarang belum teratasi secara baik. Namun hal ini tidak akan bertahan lama kalau saja setiap orang sadar akan masalah sampah dan setiap orang mengerti akan dampak yang ditimbulkan dari sampah itu. Perlu diketahui bahwa dalam makalah ini kita akan menekankan pada jenis sampah berdasarkan sifatnya yaitu; sampah organik dan anorganik. Adapun sampah organik (biasa disebut sebagai sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, dll. Sampah kering, seperti kertas, plastik, kaleng, dll.Sampah basah dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami. Sedangkan sampah kering tidak dapat terdegradasi secara alami. Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
• Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
• Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:
- Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
- Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
Terkait dengan fenomena sekarang tentang sampah khususnya di daerah sidikan, munculah pertanyaan bagaimana untuk menyelesaikan masalah sampah tersebut. Hal inilah yang melatar belakangi kami menulis makalah berjudul “Sampah dan Penaggulangannya di Umbulharjo, Yogyakarta”. Adapun alasan kami mengambil objek penelitian di Umbulharjo karena di daerah ini juga terlihat adanya sampah yang bertebaran dimana-mana, banyak sampah yang menumpuk dipinggir jalan, dan juga minimnya tempat sampah baik untuk sampah kering maupun basah. Dimana jenis sampah tersebut tergabung menjadi satu, sehingga menimbulkan bau/ pencemaran udara dan ketidaknyamanan lingkungan sekitar.

C. DATA OBSERVASI







D. PEMBAHASAN

Sampah merupakan masalah serius bagi bangsa Indonesia. Hingga kini masalah sampah belum terselesaikan. Karena, mungkin sampah sudah dianggap sebagai teman dalam keseharian.

Sampah menjadi teman dalam setiap detak nafas kehidupan masyarakat. Beberapa tempat pembuangan akhir (TPA) tak dapat mengatasi kemembeludakan sampah. Hingga pabrik daur ulang pun tak sanggup menghabiskan seluruh sampah-sampah tersebut. Penuntasan masalah sampah harus dilakukan dari bawah. Yang paling banyak memproduksi sampah adalah lingkungan keluarga. Pembuat sampah terbesar dan terbanyak adalah keluarga. Karena itu cara mengatasi pun harus dari tingkat keluarga.

Untuk mengatasi bisa dimulai dengan menyelesaikan persoalan sampah dari tingkat RT. Sebagai alternatif, dalam sebuah RT hendaknya membuat satu bank sampah yang dapat digunakan sebagai pusat pengumpulan sampah baik organic maupun non organic. Sampah di tingkat RT yang dikumpulkan di bank sampah bisa diolah menjadi kompos ataupun kerajinan lain, sehingga tak perlu ada truk pengangkut sampah. Pertama-tama, sampah dipilah-pilah antara sampah organic dan non organik. 

Sampah organic itu merupakan sampah yang mudah atau bisa hancur dengan sendirinya, seperti sampah daun, sisa-sisa makanan, bangkai binatang, buah-buahan yang membusuk, dan lain sebagainya. Sampah jenis ini dapat diolah kembali menjadi pupuk kompos. Cara membuat kompos bisa disesuaikan dengan jenis sampah. Jika dedaunan bisa dalam waktu empat hari kompos sudah bisa jadi. Namun plastik dan sejenisnya bisa memakan waktu sampai sebulan. Sampah organic dapat pula diolah menjadi bioethanol, yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak untuk kompor.

Selain sampah organic, ada pula sampah non organic yang berupa botol-botol bekas baik kaca maupun plastik, kaleng bekas, plastic pembungkus detergent, pewangi, dan lain sebagainya. Sampah jenis ini merupakan jenis sampah yang sangat sulit untuk dapat diurai oleh tanah. 

Padahal jika dimanfaatkan, sampah non organic ini bisa dijadikan kerajinan tangan atau hiasan rumah yang indah yang juga dapat menghasilkan uang, yang tentunya bisa menambah penghasilan dan mengurangi pengangguran. Karena, akan ada beberapa sumber daya manusia yang akan dipekerjakan. 

Tapi sayangnya sampah di daerah Sidikan masih menumpuk dan tak ada penanggulangan yang serius, apalagai sikap acuh warga yang kurang terhadap fenomena sampah didaerah itu sendiri. Seperti yang dapat kita lihat ketikan kita melewati Jalan Pramuka, kita akan melihat tumpukan sampah di sebelah tempat pemakaman umum yang terkadang menimbulkan bau busuk yang sangat menyengat. Tak hanya itu, ternyata dibelakang makam terdapat banyak tumpukan sampah yang dibuang dialiran sungai. Dan dikhawatirkan jika terjadi hujan lebat akan mengakibatkan banjir karena tersumbatnya aliran air. Padahal jika warga sekitar mau mengelola sampah – sampah itu dengan bijak, maka mereka akan terhindar dari penyakit – penyakit yang ditimbulkan oleh sampah itu sendiri. Selain itu, warga sekitar bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari pengelolaan sampah. Sampah yang bisa didaur ulang bisa dijual kembali. Kompos yang dihasilkan bisa didistribusikan ke beberapa sektor pertanian. Lahan sawah, pot bunga, dan tanaman hias lain cocok disemai dengan kompos. Pengelolaan sampah juga akan memangkas biaya operasional pembuangan sampah. Pemerintah makin diuntungkan dengan keminiman biaya yang harus dikeluarkan untuk mengangkut sampah ke TPA. Pengelolaan sampah yang “rampung” juga akan membuat lingkungan makin asri. Pencemaran lingkungan pun berkurang. Campur Tangan Pemerintah memiliki andil besar dalam mengatasi masalah sampah. Penyuluhan dan pelatihan seharusnya digalakkan. Sebab, selama ini masyarakat terlalu acuh dengan urusan sampah. Masyarakat menganggap pekerjaan merawat sampah sama najis dengan pemulung. Padahal, peran pemulung sangat penting. Kesalahan masyarakat berada pada titik pemahaman mereka. Kebanyakan menganggap sampah dan segenap pekerjanya adalah najis. Karena itulah masyarakat tak mau berurusan dengan sampah. Pemahaman itulah yang perlu diluruskan. 

Tak hanya disekitar Sidikan, tetapi di daerah Nitikan pun terdapat berbagai macam sampah yang masih menumpuk. Seperti yang dapat kita lihat ketika kita melewati sepanjang jalan Nitikan, masih terdapat tumpukan – tumpukan sampah yang tak dimanfaatkan dengan baik. Salah satunya yang disebabkan oleh kurannya rasa tanggung jawab dari pengusaha rongsok untuk lebih bijak bijak mengelola seluruh sampah yang diambil. 

Ironisnya disebagian tempat yang digunakan untuk membuang sampah sudah terdapat tulisan atau peringatan bahwa masyarakat dilarang membuang sampah ditempat itu, tetapi masih banyak masyarakat yang tak menghiraukan peringatan tersebut, malah masyarakat membuat gunungan sampah diarea tersebut.

Tapi, tak semua tempat didaerah Umbulharjo penuh dengan sampah dan masyarakat yang acuh terhadap sampah – sampah tersebut. Buktinya masih ada perumahan yang tanggap akan kebersihan lingkungan. Warga diperumahan tersebut pun membagi jenis sampah yang akan dibuang, seperti jenis logam, plastic dan kertas, karena warga diperumahan tersebut tak hanya berpikir bahwa sampah adalah tanggung jawab pemerintah, tetapi mereka juga berpikir bahwa sampah adalah tanggung jawab mereka.
Sebagian warga sadar akan pentingnya pengelolaan sampah, karena sampah dapat berdampak negative, dapat pula berdampak positif.

1. Akibat Adanya Sampah

a. Dampak Negatif
Untuk jangka panjang, membuat sampah berakibat jauh lebih besar dibandingkan membuang sampah. Pada akhirnya, manusia sendiri yang mendapat akibat dari membuang sampah tersebut.
Akibat tersebut antara lain:
• bau busuk
• banjir
• penyumbatan aliran sungai
• penyumbatan saluran air
• rusaknya pemandangan alam
• dampak social terhadap masyarakat.
Permasalahan sampah dapat berkaitan dengan nilai kerukunan. Orang yang sering membuang sampah disekitar tempat tinggalnya dapat menimbulkan ketidaksenangan tetangga, sehingga menimbulkan masalah social. Munculnya bibit-bibit penyakit seperti kolera, disentri, tipus, diare dan malaria.

b. Dampak Positif
Sampah juga memiliki potensi ekonomis yang dapat dikelola dengan mudah, yakni menjadi kompos, daur ulang sampah dan plastic, yang dapat lebih dimanfaatkan.

2. Mengatasi Sampah

Cara mengatasi sampah , salahsatunya dengan mengelola sampah.
Manfaat mengelola sampah itu antara lain:
• Sampah anorganik dapat dijual kepada pemulung/Bandar
• Kesehatan petugas kebersihan lebih terjaga karena sampah telah terpilah
• Lingkungan rumah tinggal dan TPST lebih bersih dan tertib.


3. Cara Mengelola Sampah

Sampah organic dan non organik diangkut dari rumah tinggal secara bergiliran sesuai jadwal. Gerobak dibawa petugas ke TPST secara tertib dan sesuai dengan penjadwalan (melakukan pembuangan bergiliran). Sampah anorganik yang dapat dimanfaatkan kembali, didaur ulang, sisanya dimasukan ke container, dan diangkut ke TPA sedangkan sampah organic dimasukan kemesin pencacah dan dikomposkan.
Mengurangi kebiasaan membuat sampah harus melibatkan semua pihak yaitu pemerintah, masyarakat idustri, masyarakat pemakai dll. Karena sampah merupakan kelangsungan hidup manusia. Selain itu, perusahaan dan industry harus membuat anggaran daur ulang dan sebisa mungkin mengurangi mengurangi membuat sampah industri. Makin banyak manfaat yang didapatkan, maka makin sedikit sampah yang dihasilkan. Selain itu juga, penanggulangan sampah/limbah dapat dilakukan melalui kegiatan seperti:
• Reuse
Menggunakan/memanfaatkan kembali barang yang sudah kita pakai seperti memanfaatkan kembali kantong kresek yang berasal dari bungkus belanjaan dari pasar untuk keperluan lain/memanfaatkan kembali kaleng biscuit bekas untuk pot bunga/keperluan lainnya.
Caranya yaitu :
1. Memanfaatkan botol-botol bekas untuk wadah.
2. Memanfaatkan kantong plastik bekas kemasan belanja untuk pembungkus.
3. Memanfaatkan pakaian atau kain-kain bekas untuk kerajinan tangan, perangkat pembersih (lap), maupun berbagai keperluan lainnya.
• Reduce
Kegiatan menghemat dalam menggunakan sumber daya alam sehingga limbah yang dihasilkan sedikit. Misalnya, menghemat belanjaan untuk dimasak sehingga tidak banyak makanan yang tersisa dll.
• Recycle
Mendaur ulang melalui proses tertentu, barang-barang yang sudah menjadi sampah menjadi barang yang bermanfaat.
Misalnya :
1. mengolah sampah-sampah organic menjadi kompos
2. mengolah kotoran ternak sapi menjadi biogas
3. mendaur ulang kertas dan bahan-bahan yang terbuat dari plastic, dan didaur ulang
4. Mengumpulkan sisa-sisa kaleng atau botol gelas untuk di daur ulang
5. Menggunakan berbagai produk kertas maupun barang lainnya hasil daur ulang.
• Replace
Yaitu mengganti barang yang tidak tahan lama dengan barang yang tahan lama atau dipakai untuk selamanya.
Misalnya :
1. Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah kantong plastik pembungkus barang belanja.
2. Membeli kemasan isi ulang untuk shampoo dan sabun daripada membeli botol baru setiap kali habis.
3. Membeli susu, makanan kering, deterjen, dan lain-lain dalam paket yang besar daripada membeli beberapa paket kecil untuk volume yang sama


E. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari penjelasan diatas, sangat jelaslah bahwa fenomena sampah masih menjadi momok kehidupan yang harus kita tangani, tak hanya mengandalkan pemerintah saja, tetapi kita juga harus sadar diri betapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan mengelola sampah dengan bijak. Sampah tak hanya bernilai negative tetapi juga dapat bernilai positif jika kita dapat mengelola sampah dengan bijak. Dengan berbekal kesadaran diri untuk mengelola sampah dapat membantu dan menyadarkan yang lain betapa pentingnya menjaga lingkungan kita. 

Dikarenakan banyaknya sampah yang menumpuk dan tidak dimanfaatkan yang ada di Umbulharjo, baiknya warga memiliki kesadaran akan pengelolaan sampah agar sampah – sampah itu tidak terjadi onggokan yang merugikan tetapi justru menjadi hal yang bermanfaat. Pada tiap RT hendaknya membuat bank sampah sebagai tempat pengelolaan sampah baik organic maupun non organic. Untuk sampah organic bank sampah beserta warga dapat memanfaatkannya sebagai pupuk kompos, sedangkan untuk sampah non organic dapat dimanfaatkan sebagai hiasan rumah ataupun barang – barang yang lebih bermanfaat dari pada sampah – sampah itu dibiarkan menumpuk. Jika hal itu dilakukan, maka sampah yang tadinya hanya berupa gunungan kotoran akan berubah menjadi gunungan harta yang bernilai jual

Comments

  1. mohon kopasnya ya,,, kebetulan tagas kita sma jg
    terima kasih
    wassalam

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

I'm proud of my students ^_^

Are You Still on Fire?!?