Cinta,, atau Nafsu??



http://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&docid=z9R2zww3g_g31M&tbnid=oxpIxtp1vo-OJM:&ved=0CAcQjB0&url=http%3A%2F%2Fciricara.com%2F2011%2F12%2F29%2F6-perbedaan-antara-cinta-dan-nafsu%2F&ei=cMvlUuW0F4OJrQeGjoGoCA&psig=AFQjCNE8s6qcdjOi3z-8IoQ_e22BzIu7tw&ust=1390877936445717Pernah gak sih kepikiran kalo terkadang, ketika kita sedang mengagumi seseorang, kita merasa bahwa kita sedang jatuh cinta? Yakin tuh cinta?? Atau jangan-jangan malah nafsu? Lha trus gimana ngebedain antara cinta dan nafsu ya?? Hemmm mari kita simak sama-sama biar lebih jelas mana yang cinta en mana yang nafsu...

1.       Pertama, kalian percaya gak kalo cinta itu bisa membahagiakan, sedangkan nafsu itu malah membahayakan? Pastinya banyak orang yang setuju kalau cinta yang sebenarnya akan selalu mengajak kita untuk berbahagia. Katanya nih, seorang pecinta yang sudah memahami en menemui makna cinta sejati akan berada dalam keadaan bahagia. Beda lagi dengan nafsu, ketika ada seseorang yang tertipu dengan nafsu dan menganggap nafsu adalah cinta, dia akan berada dalam situasi yang membahayakan, baik itu membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain. 


Gampangannya gini, kalau seseorang yang jatuh cinta, dia pasti bakalan ngajak seseorang yang dicintai buat bahagia bareng sama si doi, jangan sampai seseorang yang dicintai jadi celaka bahkan ternoda gara-gara tingkah en nafsu yang mendorong buat nglekauin hal-hal negatif. Iya apa iya? 

Nah kalo dalam pandangan Islam nih, nafsu itu cenderung mendorong orang untuk melakukan hal sesukanya, sedangkan cinta itu masih dipikirkan apakah yang dilakukan itu benar atau salah menurut aturan yang berlaku. Sama nih kayak pacaran, pacaran itu didalam Islam lebih cenderung dinilai dengan nafsu dari pada cinta. Lha apa buktinya? Bukannya pacaran itu malah justru bukti cinta seorang kepada seseorang yang dicintainya? Mari kita diskusikan sama-sama.. ^_^

http://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&docid=tj4nsbqTOfoT5M&tbnid=caEEuG26cgVrpM:&ved=0CAcQjB04IQ&url=http%3A%2F%2Ffirdaushnr.blogspot.com%2F2012%2F08%2Fperbedaan-cinta-sejati-dan-cinta-nafsu.html&ei=i8vlUuXjPMGLrQeD_oGACQ&psig=AFQjCNFUoRMIic0hsF3suGgNHZbj7XqpTw&ust=1390877964072722Pernah gak sih ada dua orang pasangan yang menjalani pacaran tak sampai pegangan tangan, senggol-senggolan, sayang-sayangan? Kayaknya gak ada deh, walaupun sekedar telpon-telponan atau LDR-an. Pasti minimal mereka pernah sayang-sayangan, yang perempuan punya panggilan spesial buat yang laki-laki, begitu pula sebaliknya. Ada yang manggil ayang, mama-papa, pipi-mimi, ayah-bunda, prince-princess, dan sebagainya. Nah walaupun ada yang bilang pacaran itu positif karena gak pernah ketemu, tapi yang namanya pacaran itu adalah perbuatan yang mendekati zina. Zina itu kan dosa, udah tau dosa kok didekati. Iya kan?
Kata ustadz dan ustadzah, pacaran sebelum nikah itu gak ada, adanya pacaran setelah nikah. Nah justru pacaran setelah menikah itu yang diperbolehkan Islam. Udah halal buat panggil sayang, udah halal buat pegangan dan sebagainya. Lagian, rayu-rayuan setelah menikah itu puitis, justru rayu-rayuan sebelum menikah itu gombal. Jangan percaya sama seseorang yang suka merayu tanpa memberikan bukti serius, yaitu ijab-qabul. Kata ust. Felix menikah itu serius, pacaran itu main-main, jadi pilih mana? Diseriusin atau dimainin?

Masih mengacu sama ustadz muda mu’alaf. Ketika kalian sudah menemukan seseorang yang pantas untuk jadi pendamping kalian, ya menikahlah, jangan ditunda-tunda agar tak terjadi fitnah. Jika yang laki-laki masih menunda-nunda, ya putusin aja langsung, itu tandanya gak serius dan menandakan kalo si laki-laki gak punya komitmen dan tanggung jawab. Nah, gimana?? Pacaran itu cinta atau nafsu?? Pasti kalian sudah bisa menebak sendiri, coba tanyakan pada hati kalian yang paling dalam. Jangan pernah membohongi diri sendiri hehe.. #lhakokmalahceramah

2.       Yang kedua, cinta itu bisa membuat ketawa sedangkan nafsu malah bikin kecewa. Lha kenapa? Kalau dalam beberapa situs menjelaskan bahwa suatu hubungan itu ibarat sawah, cinta itu adalah padinya dan nafsu itu adalah rumput liarnya. Jika seseorang menanam padi (cinta) di sawah (hubungan), maka secara otomatis rumput liar (nafsu) mau gak mau akan tumbuh juga. Kalau seseorang itu sudah mengetahui dan memahami apa itu padi (Cinta), maka dia akan segera memangkas rumput liar (nafsu) yang tumbuh di sawahnya (hubungan). Ketika tiba masa menuai, dia akan menuai hasil sawahnya (hubungan) yang ditanami padi (cinta) yang berupa beras (kebahagiaan). Berbeda dengan orang yang tertipu yang mengira rumput liar (nafsu) sebagai padi (cinta). Dia malah akan memelihara rumput liar (nafsu) dan tanaman padinya (cinta) akan mati. Pada musim menuai, tentu dia hanya mendapat kekecewaan sekarung rumput liar (nafsu) yang tidak dapat dimakan (kekecewaan). 

http://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&docid=MXnKPu0S1BnDTM&tbnid=fPVYcNS2F53mrM:&ved=0CAcQjB04gwE&url=http%3A%2F%2Fid-id.facebook.com%2FArtiCintaSejati&ei=zcvlUvP5DMKCrgf51IDACg&psig=AFQjCNHfXRh2wSF861ZJMCrYL1BKsUORXw&ust=1390878029309777Untuk alasan yang kedua ini sepertinya sangat sangat masuk akal sekali, maka dari itu untuk menghindari kekecewaan, kita harus bijak dalam menilai, apakah rasa yang kita miliki merupakan cinta atau nafsu. Jangan sampai kita terlena, terutama untuk para perempuan dengan adanya rayuan yang dikatakan oleh laki-laki asing yang belum menunjukkan keseriusannya. Jika sebelum serius saja dia berani menggerayangi dan berjanji ini itu tanpa ada bukti, sebaiknya tinggalkan saja. Masih banyak seseorang yang lebih baik di luar sana, hanya saja Allah belum mempertemukannya. Percaya sama Allah itu penting, semua itu sudah diatur, tinggal usaha dan doa kita, jangan sampai rasa suka kita terhadap dunia mengalahkan rasa cinta kita kepada Sang Khaliq. 

Mungkin, dua alasan dan ulasan cukup membantu membedakan mana cinta dan mana nafsu. Saya tidak berniat untuk menggurui disini, saya hanya meminta untuk merenungkan dan bertanya pada diri sendiri. apakah rasa suka yang ada di dalam hati ini merupakan cinta atau nafsu? Jika cinta, maka ikatlah hubungan cinta itu dalam ikatan yang menuju ke jalan yang diridhoi, jalan pernikahan, bukan pacaran. Ingat, perempuan itu lebih suka kejelasan dan kepastian. Kata pak Mario, perempuan itu memang suka emas, tapi perempuan lebih suka komitmen dan tanggung jawab.

Comments

  1. Bahkan kata "I love you" hanya pantas diucapkan pada pasangan yang sah. Bahkan, ketika sebuah pasangan sudah bertunangan, mereka belumlah pantas mengatakan I love you satu sama lain. Cinta adalah tanggungjawab untuk saling menjaga dan membahagiakan. Dan itu layak bagi suami-istri.
    Orang pacaran belum punya kewajiban apa-apa dan belum punya hal apa apa di antara keduanya.
    Mengajak seorang untuk menikah (menghitbah) tidak harus didahului oleh jatuh cinta. Tapi dilandasi karena ingin mendapat ridha Allah, karena sang pria melihat kebaikan pada sang wanita (sholehah), dan landasan seperti iti secara otomatis akan melahirkan cinta begitu ijab qabul diikrarkan. Inilah yang disebut mahabbah fillah. Cinta atas keridhaan Allah...

    Nice post, ukhti.
    Jazakillah khoir...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya,, kadang saya berfikir bahwa saya terlambat dalam memahami masalah cinta atau nafsu,, tapi bagi Allah, tak ada kata terlambat selama kita punya niat baik dan kita hanya bertumpu pada satu Dzat yang Maha Kekal... Disetiap niat kebaikan, pasti ada jalan, walaupun awalnya sangat pahit dan sulit, tapi akhirnya, kita bisa menemukan dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk,,, mana yang haq dan mana bathil,,,

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

I'm proud of my students ^_^

Are You Still on Fire?!?