Memori Manis di Bulan Panas



Bagi sebagian orang, mungkin bulan ini merupakan bulan panas. Bulan dimana kelompok A dan B saling beradu pendapat. Bulan dimana tak ada kebaikan yang meliputi kedua calon tokoh nomer 1 di Indonesia. Semua berita sepertinya membuat pikiran dan hati panas. Media ini membincangkan kelebihan kelompok A dan sedikit memojokkan kelompok B, sedangkan media yang lainnya membincangkan kelebihan kelompok B dan tak kalah memojokkan kelompok A. 
Tak hanya di media massa, tetapi juga banyak orang yang gencar dan sibuk menyibak keburukan dan kesalahan tiap-tiap tokoh. Tak sedikit orang menjadi berselisih dan menjauhkan tali silaturahim hanya karena berbeda pandangan dalam memilih seorang tokoh pemimpin.

Tak hanya masalah perdebatan dan pemilihan calon presiden yang membuat keadaan di bulan ini panas, pertandingan sepak bola dunia pun tak mau kalah dalam menambah panasnya keadaan di bulan ini. Di salah satu media gencar menyinggung kekalahan tim A, sedangkan media lain bergembira atas kemenangan tim lain yang memenangkan pertandingan. Dan seperti biasanya, media maya tak kalah antri dengan berita-berita terkini seputar pertandiangan piala dunia. 
Meskipun panas, bulan ini memberikanku penuh kenangan manis. Kenapa? Pasalnya, di bulan ini aku benar-benar menemukan kembali keceriaanku yang beberapa waktu lalu hilang. Aku kembali menemukan semangat baru yang dulu pernah ku lepaskan. Banyak sekali memori indah terukir di bulan ini.

Pertama, di bulan ini aku menemukan beberapa strategi mengajar yang tak hanya membuat anak-anak didikku merasa senang belajar, tetapi aku juga sangat senang mengajari mereka dan belajar sesuatu yang baru dari mereka. Meskipun pekerjaanku hanya sebagai tutor dan kepala cabang yang mengurus bimbel kecil, aku bersyukur bisa mencurahkan segala pikiran dan tenagaku hanya untuk membuat mereka tak hanya mau belajar, tapi juga termotivasi untuk terus belajar. Sebagian anak didikku juga benar-benar merasa nyaman belajar di bimbel ini ketika aku mengajak mereka belajar di luar ruangan, berkumpul bersama tutor yang lain, bertukar pikiran bersama, bahkan jalan-jalan bersama bersama tutor dan mbak admin terbaik yang pernah aku temui.

Aku merasa, anak-anak memang sudah merasa sangat nyaman dengan kami para pengurus bimbel. Buktinya, mereka selalu meluangkan waktu luang mereka untuk mampir dan bermain ke bimbel. Tak jarang mereka masuk 1 sampai 3 jam lebih awal dari jadwal. Untuk apa? Ya pastinya untuk jajan, mengerjakan tugas / PR, dan satu lagi tak ketinggalan, bermain. Aku memang sengaja menyediakan beberapa media dan alternatif mengajar seperti gambar mewarnai, kertas origami, huruf acak, dan lain sebagainya yang ku buat sendiri. Maklum, sebagian besar anak-anak yang belajar disini adalah anak SD.
Tak hanya itu, di akhir pertemuan, mereka merengek-rengek untuk mengadakan acara outbond. Setelah dipikir dan diusahakan, outbond dirubah menjadi hunting statues di candi Mendut dalam sehari. Karena tak ada persiapan kendaraan dan hanya tersisa beberapa anak yang tempat tinggalnya cukup dekat dengan bimbel, aku, mbak admin, dan seorang tutor pun mengabulkan permohonan mereka untuk berkunjung ke candi kecil yang terletak di daerah kota Mungkid, Magelang.

Karena kendaraan terbatas, sebagian dari kami memboncengkan 2 anak. Aku memboncengkan Hasna dan Rahma, murid perempuan kelas 4. Rini selaku tutor SD dan Matematika memboncengkan Mirza dan Lukman, murid laki-laki kelas 5 yang berbadan cukup besar. Erni, selaku admin memboncengkan Hadyan, murid laki-laki manis yang masih duduk di kelas 4. Kami berdelapan pun segera masuk merubungi sebuah kuil budha yang didalamnya banyak sekali patung dan instrumen budha.

Tak lama, kita melihat sebuah aula cukup besar dan kita memberanikan diri untuk memasuki aula tersebut. Ada tiga bagian ruangan disana. Disebelah utara aula tersebut terdapat beberapa foto-foto para budha dan kitab-kitab budha. Ada sebuah korden besar berwarna kuning gading yang membatasi. Setelah ditengok, ternyata sebuah ruangan cukup besar dengan patung budha berwarna emas ditengah aula. Kami menyempatkan diri untuk mengambil gambar dan narsis di dekat patung.



Setelah keluar dari tempat itu, kami memutuskan untuk makan siang bersama di depan pintu gerbang kemerdekaan.. eh maksudnya di depan pintu gerbang tempat itu hehe.. 

Setelah perut kami cukup kenyang dan tenaga kami mulai pulih kembali, anak-anak dan aku memutuskan untuk masuk ke candi Mendut, kami pun merogoh beberapa kocek bersama untuk dapat menikmati indahnya candi kecil itu. Tak lupa kami mengambil banyak foto disana. Senang rasanya bisa membuat anak-anak tertawa riang penuh kenangan. Semoga mereka juga akan berbahagia dengan hasil nilai ulangan yang sudah mereka kerjakan dua minggu ini ^_^.

Hemmm sepertinya kenangan manis di bulan panas ini tak hanya berjalan-jalan di candi bersama murid-muridku tercinta, tetapi juga masih banyak kenangan manis bersama teman-teman dan yang pasti keluargaku sendiri. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan untuk membalas semua kebaikan Sang Illahi yang telah dikaruniakan-Nya kepadaku. Meskipun aku harus banyak berjuang, Allah selalu mempermudah perjuanganku. Termasuk perjuanganku dalam memilih sesuatu. Tanpa adanya kemudahan dari-Nya, aku tak akan pernah mengalami hal-hal manis yang rumit ini.. ^_^

Peacefull boarding house, 9 pm
June 16th, 2014






Comments

Popular posts from this blog

I'm proud of my students ^_^

Are You Still on Fire?!?