Menulis, Siapa Takut.!!!
Menurut Daeng Nurjamal, S.Pd dan Warta Sumirat, M.Pd dalam buku “Penuntun Perkuliahan Bahasa Indonesia” halaman 68, menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan.
Menulis juga termasuk upaya mengekspresikan apa yang dilihat, dialami, diarasakan, dan dipikirkan kedalam bahasa tulisan, menurut m. Arief hakim dalam bukunya yang berjudul kiat menulis artikel di media dari pemula sampai mahir. Menulis tidak harus berbentuk tulisan tangan, tapi juga berbentuk ketikan, baik itu ketikan mesin tik, komputer atau bahkan ketikan hanphone. Menulis juga tidak harus melulu diatas kertas dengan menyoretkan banyak tinta diatasnya, tetapi juga bisa menulis di media internet, seperti blog, web, atau bahkan di facebook. Yang terpenting mulailah menulis dari yang mudah.
Jika kita tahu, banyak sekali keuntungan – keuntungan yang dapat kita peroleh dengan menulis. Menulis dapat meningkatkan daya ingat kita, menulis juga sangat penting agar ilmu ataupun informasi yang kita dapatkan tidak hilang. Bukankah ada kata bijak dalam bahasa arab yang mengatakan bahwa ilmu ibarat hewan buruan dan tulisan itu ibarat tali kekangnya, jika hewan buruan tidak kita ikat kuat, maka hewan buruan itu akan kabur dan lari, sama seperti ilmu, jika ilmu atau suatu pengetahuan tak pernah kita tulis atau catat, maka dalam jangka waktu sebentar atau lama, ilmu itu akan hilang dan bahkan tak akan pernah kembali.
Dengan menulis, ternyata kita juga dapat mengabadikan sejarah, seperti contohnya menulis diary. Masih ingatkah anda dengan penulis A. Fuadi yang menulis novel trilogy best seller yang berjudul negeri 5 menara dan ranah 3 warnanya. Bagaimana dia dapat mengembangkan catatan – catatan hariannya yang kemudian dijadikan novel yang sangat menakjubkan. Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa tulisan kita juga dapat memberikan keuntungan dan kepuasan, baik itu keuntungan dan kepuasan lahiriyah maupun batiniah.
Dapat juga kita lihat kisah Ikal dalam novel trilogy yang ditulis Andrea Hirata tentang Laskar Pelangi yang dilanjutkan dengan Sang Pemimpi dan setelah itu Edensor. Kita dapat lihat bagaimana dahsyatnya tulisan kisah – kisah didalamnya. Didalam novel tersebut terinspirasi oleh kisah – kisah sang penulis yang sejak kecil tak pernah bosan untuk selalu menulis, walaupun hanya sekedar menulis hariannya. Dengan menulis kita juga dapat menghibur seseorang dan diri sendiri. Bagaimana bisa? Bisa saja. Kita dapat ambil kesimpulan dari penjelasan sebelumnya tentang dua tokoh penulis novel best seller.
Novel – novel hasil tulisan mereka dapat menghibur orang lain maupun mereka sendiri. Novel yang mereka tulis juga tak hanya menghibur tetapi juga data mempengaruhi pola pikir orang lain untuk menjadi seorang yang lebih bisa bersyukur dan lebih baik serta mempunyai cita – cita dan semangat juang hidup yang tinggi. Tidak hanya sekedar novel, mungkin tulisan yang dapat menghibur dapat berupa cerpen, artikel, puisi, atau bahkan cerita lucu. Menulis juga dapat meningkatkan dan mengoptimalkan otak kanan kita, Otak kanan kita berfungsi untuk hal-hal yang bersifat non-logikal seperti mempertajam perasaan, menumbuhkan rasa empati, meningkatkan sensitivitas, meningkatkan kreativitas, dan sebagainya.
Menulis yang notabene memang untuk dibaca adalah salah satu stimulant yang baik untuk otak. Di era Globalisasi seperti ini, banyak orang yang dituntut untuk dapat menulis dan menjadi seorang penulis, apalagi seorang guru atau seseorang yang bekerja di bidang pendidikan. Mereka dituntut untuk menulis suatu buku yang dapat membantu mereka meningkatakan kualitas mereka bahkan untuk seorang dosen, menulis adalah sarana yang baik untuk meningkatakan sertifikasi mereka. Buku yang mereka tulis juga bermanfaat untuk peserta didik mereka atau bahkan orang lain, mengingat sesuatu ilmu itu memang diajarkan dan dan disalurkan melalui seorang guru, baik secara langsung ataupun tidak langsung, dan salah satu contoh penyaluran ilmu yang tidak secara langsung adalah lewat tulisan atau buku, baik itu buku pelajaran maupun buku pengetahuan lain.
Jika ada seseorang ingin menjadi seorang penulis, walaupun bukan penulis terkenal, maka mulailah dari sekarang. Mulai dari yang termudah seperti menulis diary atau paling mudah menulis status di facebook. Hargai seseorang yang mau menulis keseharian atau keluhan apa saja di facebook, walaupun ada sebagian orang yang kurang suka dengan berbagai macam status yang dirasa kurang penting, tapi tetaplah menghargai karya apa saja sekiranya itu tidak menyimpang dari tata aturan atau norma. Apalagi kalau semua status yang pernah dipostkan di facebook disimpan dan diurutkan sesuai waktunya, dari situ kita dapat membuat sebuah karya. Mungkin dapat berupa cerpen, cerbung bahkan novel atau justru artikel tentang suatu topik. Adapun bila kita yang ingin menjadi seorang penulis merasa bosan dan kehabisan ide – ide, kita dapat melakukan warming up terlebih dahulu.
Dalam buku Afifah Afra yang berjudul ‘How to Be a Smart Writer’ ada delapan warming up yang dilakukan seorang ketika menulis, yaitu melatih kreatifitas, banyak membaca, rajin menulis diary, berkorespondensi, senang berdiskusi, melihat lebih dekat-maksudnya memahami lebig detail sebuah peristiwa-, akrab dengan bahasa, dan yang terakhir adalah enjoy this life. Jangan membuat hidup menjadi lebih susah, toh Tuhan pasti tak akan pernah menguji kita diluar kemampuan kita. Jadi berpositif thinkinglah dan jalani hidup dengan penuh makna. Asalkan kita mau berusaha dan tidak pernah lelah untuk berjuang, maka yakinlah bahwa suatu saat apa yang kita usahakan itu dapat berhasil, seperti juga menulis.
Walaupun terkesan enteng tapi jangan pernah menganggap remeh temeh. Yakin kita dapat menulis dan yakin kita dapat menjadi seorang penulis.
Comments
Post a Comment